Rabu, 20 Februari 2008

Pasar Mebel Lokal Lebih Menjanjikan

Pasar mebel dalam negeri masih lebih menarik dibanding Singapura. Buktinya, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) enggan mengikuti pameran di Singapura. Mereka bahkan mengalihkan ajang pameran akbar itu di Jakarta pada 7-11 Maret 2008.
Keputusan menarik diri dari gelaran promo bertaraf internasional itu diambil karena pengusaha menghadapi realita bahwa 80% pembeli mancanegara justru mengaku berhasrat membeli produk furnitur Indonesia. Padahal, Indonesia mesti kehilangan potensi penghasilan setidaknya US$ 200 juta dari setiap ajang pameran furnitur yang diikuti di Singapura.

"Jadi untuk apa kita menggelar pameran di sana? Lebih baik di sini saja, sehingga menguntungkan Indonesia," kata Ketua Asmindo Ambar Tjahyono usai diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (19/2). Turut mendampingi Ketua Asmindo adalah Menteri Perindustrian Fahmi Idris. Pertemuan itu terkait rencana Asmindo mengadakan International Furniture and Handycraft Expo Indonesia (Iffina), Maret 2008 mendatang.
"Delapan tahun berturut-turut kita mengikuti pameran di Singapura, tetapi tahun ini tidak lagi. Kita ingin memaksimalkan keuntungan buat negeri kita sendiri," imbuhnya.

Ambar menargetkan anggota Asmindo mampu meraup setidaknya US$ 100 juta dalam ajang pameran yang digelar selama lima hari tersebut. Dia yakin target tersebut bisa terpenuhi karena 350 perusahaan pembeli dari berbagai negara sudah menyatakan komitmen untuk melakukan transaksi pembelian. Pameran furnitur berskala internasional itu dinilai makin menggairahkan industri permebelan dan kerajinan nusantara. Dia merujuk ekspor furnitur dan kerajinan asal Indonesia mampu mencetak US$ 2,7 miliar dengan menyerap sembilan juta tenaga kerja. "Kita harapkan angka ekspor produk mebel dan kerajinan tangan bisa naik 10%," tambah Ambar.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris menyatakan, untuk mendukung industri mebel dan kerajinan akan dibangun Terminal Kayu di Kendal Jawa Tengah tahun ini. Terminal ini diharapkan membuat kayu-kayu legal tidak mengalami masalah saat pelayaran, sehingga pasokan kebutuhan kayu sebesar 7 juta meter kubik untuk industri mebel dan kerajinan terpenuhi setiap tahun.

Terminal kayu yang bakal dikembangkan akan berfungsi mencegah pembalakan liar. Sejak pemberantasan kayu ilegal marak, aliran kayu menjadi jauh menyusut. Akibatnya banyak perusahaan mebel yang terpaksa 'gulung tikar' akibat tidak mendapatkan pasokan bahan baku.
Sementara itu, untuk mengantisipasi tindakan penyelundupan kayu, maka kapal kargo pengangkut material kayu akan dilengkapi chip guna mengawasi setiap pergerakannya.
Wapres Jusuf Kalla mengingatkan agar ekspor kayu tidak berupa kayu gelondongan. Pengusaha harus melakukan diversifikasi produk kayu sehingga berupa bahan jadi baru kemudian diekspor.

Tidak ada komentar: